Sunday, April 14, 2013

RUMUS PERHITUNGAN KAPASITOR

Kapasitor yang disingkat C adalah komponen  elektronika yang dapat menyimpan listrik yang melaluinya. Jika Kapasitor di pasang di listrik AC, maka mereka hanya akan melewatkannya saja, tapi jika dipasang di listrik DC maka mereka akan melawan atau memblokirnya. Yang perlu dan harus diperhatikan dari kapasitor adalah kapasitas dan tegangan kerjanya. Biasanya nilai tersebut tertera di badan kapasitor. Contohnya jika tertulis 10uF/16V, berarti nilai kapasitasnya adalah 10 mikro farad dengan tegangan kerja maksimal 16V. Namun perlu diingat, kapasitor jangan dipasang pada tegangan diatas tegangan kerjanya, karena bisa merusaknya. Jadi harus dipasang dibawah tegangan kerjanya. Misalnya aplikasi kita menggunakan tegangan 19V, maka kapasitor yang digunakan harus yang memiliki tegangan kerja diatasnya, biasanya menggunakan kapasitor dengan tegangan kerja maksimum 25V. Rumus untuk mengetahui nilai kapasitor adalah sebagai berikut:





Secara ringkas, sebetulnya kapasitor ada 2 macam yaitu kapasitor tetap dan variabel
Kapasitor Tetap:  Ada dua macam kapasitor tetap, yang pertama kapasitor tetap yang memliki polaritas (pin positif dan pin negatif). contohnya adalah kapasitor elektrolit dan  kapasitor tantalum. Simbol dari kapasitor berpolar adalah sebai berikut:


Kapasitor tetap berikutnya tidak memiliki polaritas, jadi pemasangannya boleh bolak balik. contohnya adalah Kapasitor keramik, kapasitor milar, kapasitor polyester, kapasitor silver mika, kapasitor polikarbonat, dan banyak lagi. Mereka biasanya memiliki kapaitas kecil dibanding yang brepolar.

Kapasitor Variabel:  Ini adalah kapasitor khusus dimana nilainya bisa dirubah atau diatur. kapasitor variabel ada dua, yang pertama adalah TRIMCAP (Trimmer Capasitor. Untuk mengubah atau mengatur nilainya adalah dengan cara memutar bautnya menggunakan obeng, berikut gambar dan simbolnya:

Yang berikutnya adalah VARCO (Variable Condensator), untuk mengubah nilainya bisa menggunakan tangan. berikut contoh gambarnya yang saya ambil dari https://encrypted-tbn1.gstatic.com. 




Kerusakan kapasitor biasanya putus atau bocor. Untuk mengetahui apakah kapasitor masih bagus yaitu dengan menggunakan avometer pada skala ohm x10k  atau x1k untuk kapasitor dengan kapasitas kecil. sedangkan untuk yang bernilai besar maka menggunakan skala ohm x1 atau x10. Caranya adalah menempelkan probe ke masing masing kaki kapasitor, maka jarum avometer akan bergerak kenan dan kembali lagi ke kiri, hal ini menandakan bahwa kapasitor masih bagus.
Sama halnya dengan Resistor, kapasitor juga memiliki toleransinilai. Biasanya ditulis menggunakan kode huruf seperti berikut:  [F = 1%]   [G = 2%]     [J = 5%]     [K = 10%]    [M = 20%]



Reaktansi kapasitif "Xc" adalah sifat tahanan yang timbul pada kapasitor saat dialiri listrik AC. Jika frekwensi naik maka reaktansi kapasitif akan turun, dan sebaliknya jika frekwensi turun maka reaktansi akan naik. Berikut ini rumus perhitungan reaktansi kapasitif




Berikut ini gambaran ketika kapasitor digunakan pada listrik AC. Dalam rangkaian ini akan timbul reaktansi kapasitif dan lampu akan menyala terus selama masih terhubung pada tegangan sumber. Hal itu disebabkan oleh sifat dasar kapasitor yang hanya melewatkan arus listrik AC. 



Yang berikut ini adalah ketika kapasitor digunakan pada arus listrik DC. Karena sifat kapasitor di arus listrik DC adalah Memblokirnya  maka lampu tidak dapat menyala. Sebetulnya tidak sama sekali mati, Lampu akan menyala sebentar saja ketika pengisian lalu mati. coba saja praktekkan.



No comments:

Post a Comment