Tuesday, April 9, 2013

KAPASITOR ELEKTROLIT


Sekarang ini kapasitor elektrolit sudah banyak digunakan karena sangat efektif dan mampu memberikan kapasitansi yang lebih besar daripada jenis lainnya. kapasitor ini biasanya banyak digunakan dalam aplikasi seperti audio amplifier. Seperti kapasitor lainnya, perlu untuk memahami kelebihan dan keterbatasan dari kapasitor ini agar efektif penggunaannya. Untuk sejarah kapasitor elektrolit bisa ditelusuri kembali ke waktu awal radio diciptakan.
Ada beberapa parameter penting di luar kapasitansi dasar dan reaktansi kapasitif ketika menggunakan kapasitor elektrolit, diantaranya yang saya masih ingat adalah:

Frekuensi respon: Salah satu masalah kapasitor elektrolit adalah respon frekuensi yang terbatas. Biasanya digunakan untuk frekuensi di bawah sekitar 100 kHz. Hal ini terutama berlaku untuk kapasitor besar. Untuk rincian yang tepat sebaiknya dilihat datasheetnya.


Ripple arus: Bila menggunakan kapasitor elektrolit dalam aplikasi arus tinggi seperti kapasitor tegangan power supply, maka perlu untuk mempertimbangkan kemungkinan untuk mengalami ripple arus. Kapasitor memiliki ripple arus maksimum yang disediakan. Jika ripple arus melebihi batas kemampuannya, kapasitor menjadi terlalu panas yang akan mengurangi masa hidupnya. Dalam beberapa kasus bahkan dapat menyebabkan kapasitor langsung rusak. 

Kebocoran: Meskipun kapasitor elektrolit memiliki tingkat kapasitansi jauh lebih tinggi untuk volume tertentu daripada kapasitor lain, mereka juga memiliki tingkat kebocoran yang lebih tinggi. Tapi biasanya tidak terlalu berpengaruh, seperti ketika mereka digunakan dalam pasokan listrik. Namun dalam kondisi tertentu kapasitor ini tidak cocok digunakan, misalnya mereka tidak boleh digunakan di sirkuit masukan dari op-amp. Sejumlah kebocoran kecil dapat menyebabkan masalah karena tingkat impedansi masukan yang tinggi dari op-amp.

Toleransi: kapasitor elektrolit memiliki toleransi yang sangat luas. Katanya sih sekitar -50% hingga 100%. Hal ini biasanya tidak menjadi masalah dalam aplikasi seperti smoothing tegangan, decoupling, dll. Namun mereka tidak boleh digunakan di sirkuit yang membutuhkan ketepatan nilai.




Polarisasi

Tidak seperti kapasitor lainya, kapasitor elektrolit yang terpolarisasi dan menggunakan tegangan dengan cara tertentu perlu ditandai sehingga polaritas dengan mudah dapat dilihat. Tegangan yang digunakan juga harus diperhatikan, jangan sampai melampaui tegangan kerjanya yang tertera di badan kapasitor. Hal ini mutlak diperlukan untuk memastikan bahwa setiap kapasitor elektrolit terpasang dalam sirkuit dengan polaritas yang benar. Sebuah tegangan bias balik akan berakibat buruk. Jika hal ini terjadi, hubungan pendek dan arus yang berlebihan akan muncul sehingga menyebabkan kapasitor menjadi sangat panas. Jika hal ini terjadi, kapasitor bisa bocor dan dalam kondisi tertentu kapasitor dapat meledak. Karena itu sangat bijaksana untuk mengambil tindakan pencegahan dan memastikan kapasitor terpasang dengan benar.




kapasitor elektrolit SMD

Kapasitor elektrolit sekarang semakin banyak digunakan dalam desain SMD. Level kapasitansi yang sangat tinggi dikombinasikan dengan biaya yang murah membuatnya sangat berguna dimana-mana. Awalnya mereka tidak digunakan dalam jumlah yang sangat banyak karena mereka tidak mampu menahan beberapa proses penyolderan. Namun sekarang sudah ditingkatkan sejalan dengan penggunaan teknik reflow dan memungkinkan kapasitor elektrolit dapat digunakan lebih luas dalam desain SMD.



Biasanya kapasitor elektrolit SMD ditandai dengan nilai kapasitansi dan tegangan kerjanya. 
Ada dua metode dasar yang digunakan. Yang pertama adalah dengan memasukkan nilainya dalam mikrofarad (uF) beserta tegangan kerjanya, dan yang kedua adalah dengan menggunakan kode. 
Menggunakan metode pertama jika tertulis 33 6V berarti menunjukkan kapasitor 33 uF dengan tegangan kerja 6 volt. 
Metode yang kedua menggunakan abjad diikuti tiga angka. Abjad menunjukkan tegangan kerja dan tiga angka menunjukkan kapasitansi pada picofarads (pF). Seperti banyak sistem penanda lainnya, dua angka pertama adalah angka yang signifikan dan yang ketiga adalah pengali atau banyaknya nol. Contohnya G106 akan menunjukkan tegangan kerja 4 volt dan kapasitansinya adalah 10 dikali 106 pF, sama dengan 10000000 pF, sama dengan 10 uF.

Dibawah ini adalah devinisi kodenya.

HURUF       TEGANGAN
   e                 2,5 V
   G                 4 V
   J                  6.3 V
   A                 10 V
   C                 16 V
   D                 20 V
   E                 25 V
   V                 35 V
   H                 50 V

1 comment: